UMKM di Era Digital

INDRAGIRI HILIR – Sektor perekonomian global di serang Pandemi Covid-19, di Indonesia pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah  (UMKM) menjadi pihak yang terdampak. Sejalan dengan kasus Covid-19, era teknologi informasi yang semakin berkembang menjadi pilihan pelaku UMKM untuk berinovasi.

Pelaku UMKM mestinya dapat berkembang sesuai era globalisasi, serta mampu melihat peluang terhadap pengembangan produk agar masuk pasar internasional.

 “UMKM harus dapat meningkatkan manajemen pengelolaan bisnis koperasi dengan profesional dan sehat, tentunya yang terpenting dapat memanfaatkan teknologi yang berkembang”, jelas Tengku Edy, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

Potensi daerah harus dikembangkan dengan bantuan teknologi.

“Kalau daerah kitakan banyak Kelapa, harusnya ini menjadi potensi yang bisa dikelola dengan baik”, tambahnya.

Mengutip informasi dari situs berita Antara, terdapat 3.062 Usaha Kecil Menengah (UKM) di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, terdampak akibat merebaknya virus corona atau COVID-19.

Tengku Edy menuturkan 3.062 UKM tersebut tersebar di 20 kecamatan dan tak lagi beroperasi akibat wabah asal Wuhan, China ini.


"Ada 3.062 UKM di Inhil terdampak COVID-19 yang sudah kami data, jadi bukan hanya masyarakat terdampak, UKM-UKM juga sangat sulit dalam mencari nafkah sekarang," jelas Tengku Edy.

Oleh karena itu, dia berharap agar pemerintah pusat bisa memberikan bantuan modal bagi UKM yang terdampak agar bisa kembali bangkit dari keterpurukan.

"Jika ada dukungan modal maka UKM ini bisa kembali beroperasi," sebutnya.

Tengku menuturkan bahwa saat ini pihaknya sudah melakukan pendataan UKM yang  terdampak dan telah mengirimkan data tersebut melalui Dinas Koperasi dan UKM Provinsi sesuai dengan arahan Kementerian Koperasi dan UKM.

Tengku menegaskan bahwa 3.062 UMK tersebut merupakan UKM yang aktif dan terdata melalui https://oss.go.id.

"Ini semua merupakan UKM aktif," tegasnya.

Bagaimana pun sektor UMKM memberikan kontribusi pada perekonomian nasional. Kelumpuhan sektor UMKM akan berakibat buruk. Pelaku UMKM harus bergerak, tidak menyerah pada pandemi.

Karena itu, pemerintah membuat kebijakan untuk memperkuat UMKM. Di antaranya adalah restrukturisasi pinjaman, insentif pajak, mempermudah akses pembiayaan dan modal kerja baru, termasuk pembiayaan koperasi bagi UMKM yang sudah terintegrasi dengan sistem perbankan. Sedangkan UMKM belum terintegrasi dalam sistem perbankan yang disokong melalui bansos dan banpres. 

Kehadiran pemerintah membantu UMKM menghadapi dampak pandemi ini harus didukung dengan sikap optimis dan pantang menyerah para pelaku UMKM. Usaha harus tetap bertahan meski pandemi melanda. Bisa saja dengan mengurangi jam kerja dan jam produksi. Selain itu yang tidak kalah penting adalah melakukan digitalisasi. 

Dengan dukungan teknologi informasi dan komunisasi, digitalisasi memberikan kemudahan bagi pelaku UMKM. Pada kondisi pandemi ini, digitalisasi kian terbukti ampuh memertahankan denyut dan gerak UMKM. 

Mau tidak mau, pelaku UMKM harus beradaptasi dengan era digitalisasi ini. Keakraban dengan tekonologi informasi dan komunikasi merupakan cara jitu untuk mahir memanfaatkan daya digilisasi ini. 

Pada Mei 2020 lalu, GlobalWebIndex juga melakukan survey terhadap 17,1 ribu responden yang tersebar di 20 negara mengenai perubahan gaya hidup akibat pandemi Covid-19. Survey tersebut menyatakan, akan ada terjadi perubahan gaya hidup setelah pandemi Covid-19 berakhir. GlobalWebIndex menyebutkan, sebanyak 46% responden cenderung akan lebih sering untuk melakukan belanja online, 37% menggunakan dompet digital, dan 21% memanfaatkan jasa pesan-antar makanan.

Jika melihat dari hasil survey tersebut, maka bisa dikatakan tren memanfaatkan sistem digital akan terus meningkat di masa mendatang. Perubahan perilaku dan kebiasaan konsumen sebenarnya sudah disadari oleh berbagai perusahaan. Perubahan perilaku konsumen di masa pandemi ini, menyebabkan kebutuhan akan digitalisasi di berbagai sektor semakin mendesak.

Pemerintah juga memahami ini. Pendampingan pun dilakukan untuk “mengakrabkan” pelaku UMKM dengan digital. Selain itu, para penyedia aplikasi juga terjun langsung merangkul pelaku UMKM. 

Kepala UMKM Center Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, T. M. Zakir Machmud, dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Naik Kelas UMKM Lewat Digitalisasi’ di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), kemarin, mengatakan pendampingan itu macam-macam bentuknya. Bisa melalui training, coaching, gathering, dan konsultasi. “Intinya pelaku UMKM harus mempersiapkan diri ke era digital,” ucapnya.  

Peluang UMKM dalam memanfaatkan teknologi komunikasi akan berdampak baik pada iklim usahanya. Ditambah dengan dukungan pemerintah, maka UMKM di Indonesia akan berkembang dan mampu beradaptasi dengan situasi apapun.

 

……………..

Indragiri Hilir, 23 November 2020

Penulis : Hasbiantoro

Diskominfopers Inhil