Peran Media Perangi Hoaks di Tengah Pandemi

Indragiri Hilir -  Media merupakan pilar keempat demokrasi, yang memiliki peran sebagai agen sosialisasi informasi bagi masyarakat . Di tengah Pandemi Covid-19 media memiliki peran penting dalam menyebarluaskan informasi yang berkenaan dengan upaya pemulihan. Media juga dapat memainkan perannya dalam memberikan edukasi tentang COVID-19, khususnya soal vaksin dan program vaksinasi. 

 

Sejak awal kasus Covid-19 ditemukan di Indonesia, banyak informasi yang tidak benar atau hoaks yang beredar di masyarakat. Informasi tersebut datang dari segelintir orang tidak bertanggungjawab yang meresahkan masyarakat.

 

“Padahal, menurut UU ITE orang-orang yang menyebarkan Hoaks itu adalah pelaku kriminal dan melanggar undang-undang. Pelakunya dapat dikenai denda bahkan hukuman penjara”, ungkap Trio Beni Putra, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfopers) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).

 

Dikatakan Trio, media harus berperan secara optimal dalam menyampaikan informasi yang terintegrasi kepada masyarakat terkhusus pemberitaan tentang Covid-19. Hal ini menghindari penyebaran hoaks yang dapat menimbulkan perbedaan persepsi.

 

“Selain update kasus terkini Covid-19, kita juga menginformasikan tentang berbagai langkah strategis yang telah diupayakan pemerintah untuk menanggulangi Pandemi. Termasuk menyampaikan infromasi tentang program bantuan sosial ekonomi pemerintah untuk masyarakat”, tambah Plt Kepala Dikominfopers Inhil.

 

Pria yang bertindak selaku Direktur di Gemilang Televisi dan Gemilang FM itu memaparkan, pihaknya menggunakan berbagai media untuk menyebarluaskan informasi.

 

“Alhamdulillah, kita disini punya TV dan Radio daerah yang terus kita maksimalkan untuk mensosialisasikan protokol kesehatan. Misalnya di TV saat membuka atau menutup program disampaikan informasi protokol kesehatan 3M. Kita juga menyiarkan Iklan Layanan Masyarakat tentang Covid-19 dan cara beradaptasi dalam era New Normal. Ada juga program sastra dan kesenian daerah yang kita angkat temanya tentang Pandemi. Bahkan kita punya satu mobil yang dipasang alat pengeras suara untuk menyiarkan imbauan Bupati Inhil untuk masyarakatnya agar disiplin menerapkan protokol kesehatan”, papar Wasekjen Persatuan Radio TV Daerah se Indonesia tersebut.

 

Dirasakan Trio, semakin banyak media yang digunakan maka informasi akan sampai ke berbagai khalayak, karena masing-masing media memiliki pasar audiancenya masing- masing.  Jika media secara terpadu menyampaikan informasi benar yang terarah dari satu pusat, maka persepsi masyarakat akan terarah dengan baik pula.

 

Contoh keberhasilan peran media adalah dalam program vaksinasi MR di Jawa Timur medio 2017. Sosialisasi dan edukasi yang gencar dilakukan media bersama Dinas Kesehatan Jawa Timur membuahkan hasil dengan tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk ikut program imunisasi campak dan rubella atau measles-rubella (MR) masa itu.

 

“Media sangat membantu tugas kami dalam melaksanakan imunisasi lewat edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Media membantu menyebarkan informasi, sehingga masyarakat bersedia untuk diimunisasi,” ujar Dr. dr. Kohar Hari Santoso, Direktur RSSA Malang dan Ketua Tim Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jawa Timur dalam Dialog Produktif dengan tema ‘Belajar dari Sukses Vaksin MR di Jawa Timur dan Peran Media dalam Vaksinasi’ secara daring di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (17/11/2020).

 

Diakui mantan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur ini, pada mulanya banyak masyarakat yang menolak- akibat kurangnya informasi yang diberikan petugas kesehatan. Sehingga banyak informasi yang salah dan tidak benar beredar di kalangan masyarakat. 

 

“Misalnya, tetap ada kemungkinan akan ada panas atau demam pasca imunisasi. Jadi waktu itu ada kejadian seorang anak meninggal dan disebut-sebut karena habis diberi vaksin. Setelah tim ahli klinis kita turun ke lapangan, ternyata si anak sakit DBD,” kisahnya. 

 

Selain melibatkan media, keberhasilan lainnya disebut dr.Kohar dilakukannya pendekatan secara kultural. Keberagaman latar belakang budaya dan juga tingkat religius masyarakat di Jawa Timur menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk melakukan upaya imunisasi MR waktu itu. 

 

“Untuk membentuk persepsi positif publik, kita akan turun ke bawah, mendatangi tokoh-tokoh agama, tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh kunci. Setelah sosialisasikan kita lakukan pada mereka dan mereka sadar akan pentingnya vaksinasi, maka biasanya mereka akan menyampaikan ke komunitas masing-masing. Tapi sebelum itu, kita melakukan peningkatan kapasitas terlebih dulu kepada petugas kita sebelum turun ke lapangan.”

 

Sementara itu, Wahyoe Boediwardhana salah seorang jurnalis dari komunitas Jurnalis Sahabat Anak mengatakan keterlibatan media dapat dijadikan sebagai salah satu ujung tombak dalam melakukan sosialisasi dan edukasi pada masyarakat. 

 

“Kami yang punya concern, punya visi dan misi sama. Kami ingin membantu masyarakat, mengedukasi sesuatu yang sifatnya positif terkait edukasi anak,” ungkap Wahyoe dalam forum yang sama.

 

Tantangan terbesar yang dihadapi para jurnalis menurutnya adalah memerangi berita hoaks mengenai vaksin.

 

“Kami lebih memilih membanjiri masyarakat dengan informasi positif, informasi yang benar. Jadi kami tidak mau head to head dengan pembuat hoaks. Kami rasa ketika kami head to head dengan mereka, kami akan mengeluarkan energi yang lebih besar, itu akan sia-sia.”, terang Wahyoe.

 

Agar seluruh pemberitaan mengenai vaksin sampai dengan benar ke masyarakat. Wahyoe dan komunitas Jurnalis Sahabat Anak Jawa Timur juga terus belajar, menambah ilmu dan pemahaman soal imunisasi.

 

“Sebelum kami memutuskan menyampaikan pesan positif ke masyarakat. Kawan-kawan inilah (jurnalis) dulu yang kita pintarkan. Kita bagi ilmunya sebanyak-banyaknya.”, ungkapnya.

 

Beralih dari Jawa Timur ke Kabupaten Inhil, dalam waktu dekat Diskominfopers mendapat arahan dari Komite Penanggulanan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) untuk menggelar Pertunjukkan Kesenian Tradisional (Petunra).

 

“Petunra akan kita gelar di studio Gemilang TV, dengan melibatkan seniman Inhil untuk bersama-sama menyampaikan informasi tentang protokol kesehatan dan vaksin. Di sela-sela penampilan seni, kita akan berdialog dengan tenaga kesehatan membahas tentang vaksin dan cara kerjanya, nanti dokter juga akan memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa tiap vaksin yang disiapkan itu aman dan teruji klinis”, kata Trio Beni.

 

Selain Petunra, sinergitas antar KPC-PEN dan Diskominfopers juga akan diwujudkan dalam Webinar yang bertajuk Masyarakat Pulih Ekonomi Bangkit.

 

Program-program tersebut adalah dua diantara sekian banyak program komunikasi publik yang digiatkan pemerintah. Hal ini ditujukan untuk memberikan informasi benar yang dipertanggungjawabkan oleh para ahli di bidang masing-masing.

 

Karena hingga saat ini, beragam hoaks mengenai vaksin terus membanjiri masyarakat. Kenali, ciri-ciri berita yang tidak benar, dan apabila ragu, tanyakan langsung kepada ahlinya, seperti dokter dan para pakar mengenai vaksin yang terpercaya.

 

 

 

 

----------------------------------

 

Indragiri Hilir, 20 November 2020

Penulis : Hasbiantoro

Diskominfopers Inhil.