Upaya Murah dan Mudah Cegah Corona

INDRAGIRI HILIR – Memakai masker dengan benar jika terpaksa keluar rumah, Menjaga jarak minimal 1,5 meter, Mencuci tangan dengan sabun sesering mungkin atau menggunakan hand sanitizer, merupakan protokol kesehatan Covid-19 atau yang biasa disingkat 3M. Protokol ini wajib dilakukan sebagai upaya mencegah penularan virus Corona.

Berbagai sosialisasi 3M telah dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Indragiri Hilir (Inhil), baik itu melalui spanduk dan papan iklan yang tersebar di ruas jalan-jalan, menyampaikan sosialisasi menggunakan radio dan televisi daerah, menyebarluaskan informasi 3M dengan perantara pengeras suara dalam mobil keliling yang berpatroli setiap hari, bahkan menggandeng kesenian Madihin (bertutur dengan lawakan) yang berisikan ajakan mematuhi protokol kesehatan.

“Segala macam media kita manfaatkan untuk melakukan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat Inhil, karena tiap media memiliki sasaran khalayaknya masing-masing. Kita harapkan, upaya ini dapat membuat masyarakat mengerti apa hal yang harus dilakukan di tengah Pandemi”, jelas Trio Beni Putra selaku Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Inhil.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Inhil tersebut juga mengungkapkan, pemerintah terus gencarkan sosialisasi sebagai langkah pencegahan Covid-19. Menurut Trio, Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak kerugian kepada masyarakat apabila terkonfirmasi positif.

“Kalau kita sakit, banyak hal yang tidak bisa kita lakukan, seperti bekerja, berkumpul dengan keluarga. Bahkan, jika orang yang terkena Covid-19 dan dia memiliki riwayat penyakit lain maka kondisinya akan semakin parah. Oleh karena itu, marilah sama-sama kita mencegah penularan Covid-19 dengan disiplin menerapkan Protokol Kesehatan 3M”, tambah Trio.

Sebagai upaya mendukung penerapan 3M di Kabupaten Inhil, Pemkab menyediakan berbagai sarana tempat cuci tangan dan handsinitizer di berbagai lokasi keramaian, instansi pemerintahan dan  swasta.

Pemkab juga mengatur jarak dan memberi tanda silang di titik keramaian agar menghindari terjadinya kerumunan. Bahkan bantuan masker juga sudah berulang kali disebarkan pemkab baik untuk kota Tembilahan sampai ke tingkat kecamatan.

“Biaya pencegahan Covid-19 lebih murah dan mudah dilakukan asal disiplin, jika dibandingkan dengan penanganan dan pengobatannya. Tentunya kesadaran ini harus kita pupuk bersama”, tutup Trio.

Langkah-langkah yang digencarkan Pemkab Inhil senada dengan yang disampaikan Prof. Hasbullah Thabran saat berada dalam forum Dialog Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dengan Tema ‘Perhitungan Rugi-Rugi Kena Penyakit’ di Media Center Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Senin (16/11/2020).

Dirinya mengutip istilah “Mencegah lebih baik daripada mengobati”. Menurutnya Pepatah ini penting dilakukan di masa pandemi COVID-19.

Jika seseorang terkonfirmasi positif Covid-19, tak hanya berdampak pada kesehatan tubuhnya tapi juga menyerang psikologis korban dan menyebabkan kerugian ekonomi. Oleh karena itu, lebih baik melakukan pencegahan sedini mungkin daripada melakukan banyak pengobatan dan mengalami kerugian akibat divonis Covid-19.

“Tabungan yang seharusnya digunakan untuk masa depan keluarga, juga bisa terkuras untuk biaya berobat. Rata-rata biaya rawat itu untuk 15 hari. Dari data berbagai rumah sakit, ada yang sampai 194 hari di rumah sakit. Bisa dibayangkan kalau satu hari seseorang bisa memperoleh (penghasilan) Rp. 1 juta, berarti Rp194 juta (kehilangan pendapatan). Itu belum biaya berobat, biaya berobat rata-rata Rp184 juta,” terang Prof. Hasbullah Thabrany.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini mengatakan jika seseorang sudah dinyatakan positif COVID-19, maka sudah pasti tidak dapat bekerja dan belajar. Hal ini juga akan menimbulkan ketidakmampuan untuk mendapatkan upah atau pendapatan dan kemungkinan besar dapat kehilangan pekerjaan.

Pencegahan COVID-19 ditegaskannya sangatlah mudah dan murah. Masyarakat cukup melakukan disiplin protokol kesehatan 3M, memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. “3M itu modalnya kan cuman masker, ganti-ganti masker berapa sih. Mencuci tangan hanya butuh 30 detik saja, itu cukup bunuh kuman. Berapa biayanya? Tidak banyak, sangat murah, mungkin satu hari tidak sampai 5 ribu,” pungkasnya.

Kesadaran masyarakat akan dampak kerugian ekonomi harus ditingkatkan. Meski perawatan COVID-19 ditanggung oleh negara, namun biaya tersebut juga merupakan uang rakyat melalui Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN).

“Janganlah kita berperilaku memboroskan uang bersama, uang publik, uang negara itu uang kita bersama. Nah, ini bagian yang mesti kita pahami bersama, perubahan perilaku. Karena sebetulnya kita bisa kendalikan hawa nafsu untuk berkumpul,” pintanya.

Agar dapat meminimalisir kerugian-kerugian akibat Pandemi Covid-19 , hal sederhana namum berdampak besar yang dapat dilakukan masyarakat adalah menerapkan 3M yakni, Memakai masker dengan cara yang baik dan benar, Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsinitizer (jika tidak ada sabun), Menjaga jarak dan Mengindari Kerumunan.

Mengutip informasi dari laman berita Liputan6.com, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto, memaparkan dalam survei yang dilakukan BPS pada 7-14 September 2020 terhadap 90.968 responden, sebanyak 92 persen masyarakat sudah menggunakan masker, namun untuk menjaga jarak dan mencuci tangan masih 75 persen.

"Temuan ini secara umum menggembirakan tetapi kita perlu memperhatikan penerapan baik untuk mencuci tangan dan menjaga jarak, karena 3M ini secara ideal harus berjalan parallel," kata Kecuk dalam rilis survei di Gedung BNPB, Jakarta, Senin (28/9/2020).

Kecuk menyebut angka perubahan perilaku masyarakat untuk menggunakan masker ini meningkat delapan persen dari survei BPS sebelumnya pada Juli 2020.

Survei ini dilakukan BPS secara online terhadap 90.967 responden menggunakan rancangan Non-Probability Sampling yang merupakan kombinasi dari Convenience, Voluntary dan Snowball Sampling untuk mendapatkan respon partisipasi sebanyak-banyaknya dalam kurun waktu 1 minggu pelaksanaan survei (7-14 September 2020).

Responden survei didominasi oleh usia produktif di bawah 45 tahun dan 61 persen di antaranya berpendidikan minimal D-IV dan S1.

Jika masyarakat gencar meningkatkan penerapan protokol kesehatan 3M, maka angka penyebaran virus Covid-19 serta kerugian yang menyertainya dapat diminamilisir.

 

------------------

 

Tembilahan, 18 November 2020

Penulis: Hasbiantoro

Diskominfopers Kab. Indragiri Hilir