“Menggantung Asa di Negeri Hamparan Kelapa Dunia”

“Menggantung Asa di Negeri Hamparan Kelapa Dunia”

Perkebunan Kelapa di Indragiri Hilir

Barisan pohon kelapa seperti berjalan pada kaca jendela mobil, mengantarkan lamunan Aning Suryani tentang perjuangan Ayahnya untuk bisa mengantarakannya pada bangku kuliah di kota besar saat ini. Marikun namanya, seorang Ayah yang merupakan petani kelapa dari Kelurahan Teluk Medan  Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Berkebun kelapa memang menjadi usaha turun-temurun yang dijalankannya selama ini. Bermodalkan ilmu yang diberikan Ayahnya dulu, kini ia terapkan pula pada kehidupannya bersama keluarga.

Setiap tetesan keringat yang Marikun kucurkan kala itu, kini mampu membawa Aning Suryani menyandang gelar Magister. Cita-cita yang memang diharapkan Marikun atas kerja kerasnya selama ini, mampu membawa anak-anaknya mengejar mimpi.

“Bagi saya pendidikan anak itu sangat penting. Yaa, berkat usaha kelapa inilah saya mampu membawa Aning beserta adik-adiknya berkuliah di kota dan mendapat gelar ” ungkap Marikun.

Bukan hanya untuk menghidupi keluarganya saja, usaha kelapa yang digeluti Marikun ini mampu memberikan penghasilan pada tetangga-tetangganya. Ketika panen tiba, ribuan kelapa yang siap panen tak mampu ia kerjakan sendiri, untuk itu ia meminta tetangganya bekerja membantunya.

Kegiatan Pak Marikun Berkebun Kelapa

“Biasa 4 sampai 5 orang saya pekerjakan untuk membantu saya ketika panen. Mulai dari mengait, menghanyut, menguit sampai dengan menyolak. Meskipun bukan pekerja tetap, tapi Alhamdulillah bisalah untuk makan sehari-hari mereka” tutur Marikun.

Sama halnya yang dilakukan Hj Andi Aisyah, seorang Ibu dan single parent yang hidup berkat usahanya dibidang kelapa. Berbeda dengan Marikun yang berfokus pada usaha kelapa bulat, Ibu Andi memilih untuk menggeluti pada turunan kelapa yaitu tempurung yang diolah menjadi arang.

Menjadi Pengepul Arang sudah dilakukan Ibu Andi sejak meninggal suami pada tahun 2010. Usaha yang ia lakukan ini sebenarnya adalah menyambung pekerjaan yang dilakukan suaminya dulu. Selain untuk makan, Ibu Andi bertekad untuk menyekolahkan anak satu-satunya sampai ke jenjang pendidikan tertinggi. Terbukti, kerja keras Ibu Andi mampu membawa anaknya ke jenjang pendidikan S-2 di Jawa.

“Sejak saat itu (2010), saya berusaha keras belajar untuk menggeluti usaha arang ini. Karena dulunya saat suami ada, saya hanya Ibu Rumah Tangga. Jadi untuk membangun kepercayaan orang-orang dalam menjualkan atau membeli arang dengan saya itu perlu usaha dan pengorbanan yang cukup besar” ungkap wanita berusia 44 tahun.

Arang-arang ini menjadi saksi kegigihan seorang Ibu Andi dalam menghidupi keluarga bersama anaknya meskipun seorang diri. Keberanian dari setiap langkah yang ia ambil juga memberikan harapan baru bagi petani kelapa yang ada di Indragiri Hilir. Mengingat terkadang harga kelapa yang tidak stabil, namun dengan adanya alternatif tempurung yang diolah menjadi arang ini, memberikan nafas baru petani kelapa untuk dapat menyambung hidup.

Negeri Hamparan Kelapa Dunia

Itulah sepenggal cerita dari 2 orang pelaku usaha yang bergerak dibidang kelapa di Kabupaten Indragiri Hilir. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 18.812,94 km², dengan luas daratan 11.605,97 km², perairan umum 888,97 km², perairan laut 6.318 km² dan panjang garis pantai 339,5 km².

Dengan ibukota Tembilahan yang terletak di pinggir Sungai Indragiri, sungai terbesar dan terpanjang di Provinsi Riau. Sungai ini berhulu di Danau Singkarak, Kabupaten Solok, Sumatera Barat dan melintasi Kabupaten Kuantan Singingi. Selain sungai, di Indragiri Hilir terdapat ribuan kanal yang disebut parit. Selain berfungsi sebagai saluran masuk dan keluarnya air, parit-parit tersebut dimanfaatkan masyarakat sebagai sarana distribusi hasil panen buah kelapa dari kebun, diangkut dengan kapal pompong atau sampan.

Perkebunan Kelapa yang Subur

Menghijau terhampar diluasnya bumi Sri Gemilang, sekitar 80 persen wilayah di Kabupaten Inhil memiliki struktur tanah berupa tanah Organosol atau Histosol yang merupakan tanah gambut yang banyak mengandung bahan organik. Tanah ini berasal dari akumulasi humus atas permukaan hutan yang melapuk pada permukaan tanah. Dengan kondisi seperti ini membuat ribuan hektar pohon kelapa tumbuh subur di Inhil sehingga Kabupaten ini mendapati julukan sebagai “Negeri Hamparan Kelapa Dunia”. 

Jika melihat perkebunan kelapa yang ada di Inhil, tentunya terlihat pula sekat antara lahan satu dengan lainnya yang terbelah oleh parit-parit. Ini mengingatkan kembali pada sejarah awal kenapa parit-parit ini ada. Lahir dari penggagas seorang Mufti Kerajaan Indragiri, Tuan Guru Syekh Abdurrahman Shiddiq yang saat itu sedang menetap dan berdakwah di Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Inhil. Disela-sela aktivitas dakwahnya ia juga melakukan aktifitas sebagai petani kelapa.

Kondisi alam Sapat yang merupakan dataran rendah berawa membuat lahan perkebunan di Sapat sering terendam air ketika pasang. Hal ini membuat hasil perkebunan kelapa menjadi tidak maksimal. Dari hal inilah Sang Mufti Indragiri memiliki ide untuk menggali parit-parit agar mengatur keluar masuknya air pasang dan surut, sehingga kebun kelapapun tak lagi terendam.

Sistem kanalisasi inipun dimanfaatkan banyak petani kelapa sampai dengan saat ini, bahkan ukuran paritnya dibuat dengan ukuran lebih besar sehingga bisa dilewati kendaraan air seperti sampan bahkan kapal kecil.

“Dengan adanya parit-parit ini, kami bisa menghanyutkan kelapa yang sudah dipanen menuju Langkaw (tempat pengolahan kelapa). Tak perlu capek kami angkut lagi” ungkap Marikun, petani kelapa dari Kecamatan Enok.

Kesejahteraan Petani Kelapa Adalah Prioritas

“Hampir 70 persen masyarakat Inhil menggantungkan hidupnya di kebun kelapa. Jadi, jika harga perkelapaan bagus tentu ekonomi masyarakat juga akan membaik”

Ungkapan tersebut disampaikan HM Wardan, Bupati Indragiri Hilir saat ekspose dihadapan tamu yang hadir ke Inhil.

Berbagai upaya telah banyak dilakukan Orang Nomor Satu di Kabupaten Inhil ini untuk memberikan langkah dan terobosan agar kebun-kebun kelapa bisa diperbaiki dan terus berproduksi dengan baik.

“Sampai dengan saat ini berbagai upaya terus kami lakukan,seperti perbaikan tanggul, normalisasi saluran, penyediaan ekskavator untuk kelurahan dan desa, penyediaan bibit kelapa, penstabilan harga, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang produksi turunan kelapa dan upaya-upaya lainnya” ungkap Wardan.

HM Wardan dan Pohon Kelapa

Terobosan lain juga dilakukan Wardan dengan menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 34 Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Sistem Resi Gudang dan Peraturan Daerah Indragiri Hilir Nomor 4 Tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Sistem Resi Gudang.

“Tujuan dari sistem ini supaya petani bias memiliki kemampuan daya tawar yang tinggi saat menjual produksi kelapanya kepada pembeli yang akhirnya dapat menguntungkan petani itu sendiri” ujar Bupati dua periode ini.

Tidak cukup sampai disitu, komitmen Wardan dalam menciptakan petani kelapa yang sejahtera ia lakukan dengan didirikannya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang bergerak pada bidang kelapa dengan nama PT Kelapa Indragiri Hilir Gemilang (KIG).

“Kehadiran PT KIG yang bertugas untuk membantu pemerintah daerah dalam menjaga kestabilan nilai jual kelapa maupun produksi kelapa yang dihasilkan oleh masyarakat. Dengan kehadiran PT KIG ini, Insya Allah dapat mengembangkan produk-produk kelapa dan turunannya, terutama yang saat ini difokuskan PT KIG yaitu pembinaan dan kolaborasi dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)” ungkap Wardan.

Upaya-upaya yang dilakukan Bupati Inhil HM Wardan ini tak lain dan tak bukan adalah untuk kesejahteraan masyarakat Indragiri Hilir, terutama petani kelapa. Mengingat Wardan juga terlahir dari seorang anak petani kelapa.  Sehingga tak heran, kesejahteraan petani kelapa menjadi salah satu prioritas utama pada kepemimpinannya sebagai Bupati.

Dari Sapat Sampai ke Belanda

Senyum lebar penuh kebanggaan tercurah dari wajah Juari seorang pelaku usaha Kelompok Tani Nyiur Terpadu yang berasal dari Kelurahan Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri, Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini dikarenakan produk olahan yang merupakan produk turunan kelapa berupa minyak kelapa murni atau yang lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil milik kelompok taninya bertengger gagah pada pameran Free From Functional Food di Amsterdam, Belanda.

Ia tak pernah menyangka pelatihan membuat minyak VCO yang ia ikuti pada 9 September 2014 lalu di Kecamatan Concong, mampu mengantarkan produk olahannya sampai ke Negeri Kincir Angin, Belanda.

VCO Dari Inhil pada Pameran di Belanda

“Alhamdulillah, dengan adanya bantuan pemerintah berupa banyaknya pelatihan yang saya ikuti sejak tahun 2014 sampai dengan saat ini, mampu menjadikan produk kami dari Kelompok Tani Nyiur Terpadu Sapat dikenal oleh masyarakat luas hingga sampai ke luar negeri seperti Belanda” ungkap Juari.

Ketertarikan Juari akan produk minyak kelapa murni ini memang sedikit berbeda dengan lainnya. Ketika banyak orang yang menjadi follower atau pengikut untuk mengembangkan usaha kelapa bulat, Juari justru mencari jalan lain dengan memilih turunannya yaitu Virgin Coconut Oil.

Sejak pelatihan di Concong, Juari kembali ke Sapat dan langsung mempraktekan pembuatan minyak VCO dengan ia dan teman-temannya yang langsung mencoba rasa serta khasiat minyak tersebut. Merasa berhasil, baik dari diri sendiri dan kawan-kawannya yang mencoba, Juaripun memperbanyak pengolahan VCO meski hanya mengandalkan peralatan manual.

Keberhasilan Juari membuat minyak VCO yang ternyata memiliki banyak manfaat ini terdengar jauh oleh masyarakat sampai ke Tembilahan dan kota lainnya.

“Pada tahun 2019 kami bergabung dengan Dinas Perkebunan Kabupaten Inhil. Sejak saat itulah kami diajak terus kalau ada pelatihan dan pameran. Tidak hanya di Pekanbaru saja, tetapi kami pernah diajak pelatihan sampai ke Bali” ungkap Juari.

Bappenas Bersama Bupati Inhil Melihat VCO

Perkembangan usaha ini semakin pesat sejak awal Pandemi Covid-19 melanda. Banyak masyarakat yang merasakan imunitas tubuhnya meningkat karena rutin mengkonsumsi VCO. Hal ini membuat Juari harus bekerja lebih ekstra karena banyaknya permintaan. Melihat hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Inhil melalui Dinas Perkebunan memberikan bantuan yang didapat dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia berupa bangunan serta mesin-mesin pendukung dalam pembuatan VCO.

“Dari sinilah kami membentuk Kelompok Tani Nyiur Terpadu dengan melibatkan masyarakat sekitar Sapat. Dengan peralatan yang sudah mumpuni ini, permintaan semakin meningkat. Pada tahun 2021 lalu kami mampu menjual 167 kilogram minyak VCO dan terus meningkat pada tahun berikutnya sampai sekarang. Alhamdulillah ini sangat membantu ekonomi kami” jawab Juari.

Juari mengaku kedepan ia ingin lebih melebarkan sayap penjualan ini sampai ke luar negeri. Untuk itu ia memanfaatkan pemasaran dan relasi yang lebih luas dan kekinian.

Kelapa Berkah Semua Kalangan

Pohon dengan nama latin Cocus nucifera ini juga dikenal sebagai Pohon Kehidupan. Sejauh mata memandang, barisan pohon kelapa terlihat hampir disetiap sudut Kabupaten Inhil. Tak heran manfaat dari pohon ini, dari pucuk sampai ke akar digunakan oleh masyarakat Inhil. Seperti pemanfaatan minyak VCO yang pada masa pandemic Covid-19 menjadi buah bibir karena khasiatnya mampu memberikan pengaruh positif pada penderita Covid-19.

Diakui dr Aleksis SpP yang merupakan Dokter Spesialis Paru dan pernah menangani pasien-pasien Covid-19 Kabupaten Inhil bahwa minyak ini mengandung 100 persen lemak sehingga bias memicu pembakaran lemak jahat dan dapat menjaga kesehatan kardiovaskuler.

“Yang jelas kandungan yang terdapat pada minyak VCO ini mampu menjaga kardiovaskuler. Karena Covid-19 ini virusnya menyerang sampai ke system vaskuler, sehingga saya rasa disinilah peran VCO itu. Selain itu, VCO juga memmiliki kalori yang tinggi sehingga metabolism tubuh dapat terjaga dengan baik” ungkap Aleksis.

Sama halnya dengan air kelapa, sampai dengan saat ini banyak masyarakat Inhil yang masih mengkonsumsi air kelapa untuk dapat mengobatai beberapa penyakit, seperti demam, kerumut dan penyakit lainnya.

“Setau saya air kelapa mengandung elektrolit dan dan fruktosa atau selevel glukosa. Hal ini jelas baik dikonsumsi tubuh untuk menjaga kesehatan” ujar Aleksis.

Selain untuk kesehatan dan dikonsumsi, banyak masyarakat yang berinovasi mengembangkan setiap bagian dari kelapa untuk diolah menjadi bahan yang tepat guna, seperti tulang daunnya yang dimanfaatkan menjadi sapu lidi, daunnya untuk bungkus makanan, daging kelapanya untuk santan, batang kelapa diolah menjadi kayu, sabutnya yang diolah menjadi kasur dan masih banyak pemanfaatan lainnya yang dapat diambil dari setiap bagian pohon kelapa. Tentunya hal ini dilakukan untuk menyambung hidup dan meningkatkan ekonomi.

Kelapa Yang Membudaya

Pengenalan Indragiri Hilir ke mata dunia sebagai Negeri Hamparan Kelapa Dunia terus dilakukan Bupati Inhil HM Wardan. Sempat menjadi tuan rumah perhelatan akbar bertaraf internasional, Festival Kelapa Dunia pada tahun 2017 menjadi gerbang pembuka bagi orang-orang untuk melihat bahwa Indragiri Hilir memiliki potensi begitu luar biasa dalam bidang perkelapaan.

Tak sampai disitu saja, HM Wardan aktif menjadi pembicara dalam setiap seminar perkelapaan baik itu kelas Kabupaten, Provinsi, Nasional hingga Internasional. Mengawali tahun 2023 ini HM Wardan pun terpilih sebagai 10 besar terbaik dan meraih peringkat 3 terbaik dalam Anugerah Kebudayaan PWI 2023 dengan kembali memperkenalkan kelapa dalam persentasenya berjudul “Kelapa Yang Membudaya”.

Festival Kelapa Dunia 2017

Pengenalan inipun dilakukan Wardan selain untuk mengenalkan Inhil, namun untuk menarik minat para investor agar dapat berinvestasi di Inhil. Hal ini guna membuat setiap produk kelapa yang dihasilkan dan diolah oleh petani-petani kelapa yang ada di Inhil dapat bernilai tinggi dan tepat guna. Untuk kesejahteraan petani kelapa, untuk kesejahteraan rakyat Indragiri Hilir.

Pemanfaatan kelapa tepat guna yang sudah dilakukan dan diterapkan turun temurun dan secara inovatif oleh masyarakat dan pemerintah daerah ini, secara meluas menyebar ke segala aspek, baik itu ekonomi, budaya dan kesehatan. Mulai dari golongan masyarakat kecil sampai ke tingkat pengusaha dapat merasakan pemanfaatan dari pohon kelapa.

Sebuah  anugerah yang diberikan Tuhan untuk kesejahteraan rakyat Indragiri Hilir, Negeri Hamparan Kelapa Dunia.

---

Penulis : Zulkifli, Reporter Gemilang Televisi (GGTV)