Hadiri acara Ramah Tamah Pasien Ginjal RSUD Puri Husada Tembilahan, Zulaikha Wardan : Terapkan Pola Hidup Sehat
Tembilahan-Peringati Hari Ginjal Sedunia/ World Kidney Day (WKD) ke-10 Tahun 2021, Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) dan Perhimpunan Neurologi Indonesia (Pernefri) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) menggelar Ramah Tamah Pasien Ginjal RSUD Puri Husada Tembilahan bersama Ketua TP-PKK Kabupaten Inhil, Hj Zulaikhah Wardan SSos ME.
Bertempat di Ruang Hemodialisa (Hd) RSUD Puri Husada Tembilahan, acara turut dihadiri Dokter Spesialis Penyakit Dalam dr Halomoan dan Ketua TU RSUD Puri Husada, Senin (15/3/2021).
WKD ditetapkan pada tanggal 11 Maret 2006, dan terus diperingati hingga sekarang sebagai bentuk kepedulian tenang medis seluruh dunia terhadap ginjal.
Pada tahun ini, WKD mengusung tema Living Well with Kidney Disease (Hidup Berkualitas dengan Penyakit Ginjal). Tema tersebut dimaknai agar para penderita penyakit ginjal tetap bisa hidup berkualitas walau mengidap penyakit ginjal.
Pada kesempatan ini, Zulaikha mengajak agar para pasien maupun hadirin tetap bersyukur atas ketetapan dari Tuhan YME, dan mengingat kebesaran-Nya. Menurutnya, sakit diberikan agar manusia dapat mengingat betapa pentingnya kesehatan.
"Kita patut bersyukur dan berterimakasih kepada Pemda karena kita punya ruangan ini, jadi Bapak/ Ibu tidak perlu lagi ke Pekanbaru untuk cuci darah. Bapak/ Ibu harus sabar, ikhlas, mudah-mudahan dengan sakit yang diderita menjadikan pahala yang luar biasa, Insya Allah ini menggugurkan dosa-dosa. Kita tidak bisa menyalahkan, kecewa, dan putus asa karena ini adalah pemberian Allah. Sehat jika tidak bisa bersyukur maka akan mendatangkan mudharat," urai Ibunda Kabupaten Inhil ini.
Zulaikha yang juga selaku Ketua K3S Kabupaten Inhil menuturkan bahwa saat ini yang paling penting adalah memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menjaga ginjal sebagai upaya pencegahan penyakit ginjal.
"Ini berkaitan dengan pola hidup, pola makan, pola istirahat. Ini harus diingatkan kepada masyarakat. Lakukan penyuluhan kepada masyarakat jangan sampai mengalami cuci darah karena memerlukan biaya dan kesabaran, karena kalau sudah kena cuci darah maka akan dilakukan terus menerus. Tidak ada jalan lain karena itu yang ditakdirkan oleh Allah," ujarnya.
Wanita yang selalu tampil anggun bersahaja ini menyarankan agar RSUD Puri Husada memprogramkan penyediaan fasilitas yang lebih banyak untuk masyarakat yang membutuhkan pelayanan ini.
"Ingat, organ dalam tubuh kita tidak bisa dibeli dengan apapun, oleh sebab itu kita harus menjaga anugerah yang diberikan Allah ini," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu pula, Zulaikhah melakukan pemotongan tumpeng serat menyerahkan bingkisan kepada 9 pasien cuci darah.
Sementara itu, dr Halomoan mengungkapkan dari 2 juta penduduk Inhil, sebanyak 0,4 persen mengalami penyakit ginjal. Dari 0,4 persen tersebut, 1/5 nya (sekitar 500 orang) mengalami hemodialisa (cuci darah) karena penyakit ginjal tahap akhir.
"Tapi dari jumlah orang tersebut, di RD Puri Husada ini hanya sekitar 70 orang yang berobat di sini. Selebihnya mungkin ada yang berobat herbal, ada yang tidak paham, atau mungkin meninggal. Maka sebagai dokter ginjal, kamo sering mengucapkan selamat kepada pasien yang menjalani Hd di sini," kata dr Halomoan.
Pada dasarnya, imbuhnya, kebanyakan pasien yang mengalami Hd dikarenakan tidak berobat sampai tuntas dan tidak mengikuti anjuran dokter ketika mengkonsumsi obat.
"Banyak pasien yang tidak menuruti kata dokter, sehingga penyakit semakin parah yang menyebabkan pasien sampai cuci darah seperti ini. Cuci darah harus rutin dilakukan 2 kali dalam seminggu. Penyakit ginjal sampai Hd ini ada tahap 1, 2, 3, 4, 5 (tahap akhir, red). Penyakit penyebab sakit ginjal tahap akhir adalah hipertensi, diabetes, batu ginjal, infeksi saluran kemih," tuturnya.
.....
Diskominfo pers Inhil